Langsung ke konten utama

GEMPA, COY!

Hari itu matahari cerah, terik—sama sekali gak ada tanda-tanda hujan akan turun, padahal ini musim hujan. Sama sekali beda sama kemarin hari yang mendung seharian.

Lihat jam, malah bikin mendengus. Jam pulang masih lama, para siswa sudah bosan belajar hari ini. Apalagi terakhir pelajaran Sejarah Indonesia.

Ngantuk-ngantuk, deh.

Tambah lagi hari ini jadwalnya kerja kelompok. Pasalnya, cewek satu ini—Rena—malas sekali kalau sudah kerkom. Kerja kelompok yang seharusnya jadi forum diskusi tugas, malah berubah fungsi jadi forum gossip. Atau forum bercanda. Ya, pokoknya, malah jadi ngobrol gitu lah.

Baru saja para siswa masuk kelas selesai cuci perlengkapan melukis pas pelajaran Seni Budaya, Ibu Tika—guru Sejarah sudah masuk saja. Yakin deh, kalau wajah para siswa itu diartikan mungkin akan mengatakan; malas banget, ya ampun.

Rena pun termasuk salah satunya.

Tapi mau bagaimana lagi, kalau bukan demi nilai dan absensi, juga persentase naik kelas—Rena mana mau! Mending bolos ke ruang kesehatan atau ke kantin, sekalian ngaso.

Untung Rena ini anak teladan, ya.

Begitu semua anak siap, tanpa basa-basi lagi Bu Tika langsung menyuruh mereka kumpul dalam kelompok yang sudah ditentukan. Yang pastinya dituruti anak-anak dengan ogah sekali. Ada yang jalan pelan sekali—malas, ada yang tetap duduk di tempatnya—lebih malas lagi.

Rena termasuk yang terakhir itu, tetap duduk di tempat dan membiarkan teman sekelompoknya yang menghampiri.

"Jadi mau kerajaan yang mana?" tanya Rena begitu teman sekelompoknya sudah kumpul semua; Aldio, Alheza, Varell, Miki, dan yang terakhir Heli. Mereka memang disuruh presentasi tentang Kerajaan Islam dalam kelompok.

"Terserah, pilihin aja,"

"Bener, ya? Ntar tak kasih yang banyak, malah protes."

"Rena, aku mau Demak aja!"

"Ah, aku udah pilih Demak duluan!"

"Aku mau Mataram!"

Begitulah sahut-sahutan di kelompok mereka. Rena mah diam saja, tinggal tulis apa yang mereka mau. Kalau sudah Rena yang menangani kelompok itu, dijamin semuanya aman terkendali.

Miki sudah kembali ke tempatnya, begitu juga Heli. Tinggal tiga cowok itu yang masih berebut pilih kerajaan untuk dipresentasikan. Aldio dan Alheza yang memang kelebihan hormon, memilih kerajaan sambil jingkrak-jingkrak tidak jelas.

Rena tak habis pikir dengan jalan pikiran Aldio. Dia kan punya tubuh besar, bagaimana kalau pas dia jingkrakan begitu, lantainya malah bergetar? Atau lebih parahnya, bagaimana kalau lantainya hancur ke bawah?

Haduh! Badan Aldio kan tidak sebesar itu!

Memang dikira gajah apa sampai bisa meruntuhkan bangunan? Kurang ajar.

Tapi memang Aldio yang jingkrakan begitu malah membuat Rena risih, sih. "Al, jangan lompat-lompat! Ngapain sih, kamu?!" marah Rena kesal. Habisnya memang lantai serasa bergoyang setelah Duo Al jingkrakan begitu.

Walaupun nyatanya Aldio dan Alheza sekarang sudah berhenti, lantainya masih bergoyang. Kali ini sepertinya tambah parah, tambah kencang.

Lalu, kami sadar kalau itu—

"EH GEMPA!"


__________
Oke, satu hutang lunas! Harusnya ini di posting sekitar bulan Januari atau Februari gitu, saya lupa. Tapi malah ngaret sampai bulan ini huhu.

BTW, ini short fic dari kejadian nyata di kelas saya. Sekian dan terima kasih!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari Batik Nasional!

Hello fellas, I'm back! Kali ini kita akan bahas tentang Hari Batik Nasional! Yap! Tepatnya hari ini, 2 Oktober, adalah Hari Batik Nasional. Tapi, ngomongin soal batik nih, kira-kira masih ada yang belum tau apa itu batik? Wah, bisa gawat kalau kalian gak tau. Batik adalah kain bermotif khas Indonesia, loh. Cara pembuatan batik juga berbeda-beda; ada yang dibuat pakai canting dan malam, ada yang pakai cap dan malam, dan ada juga yang yang langsung dicetak pakai mesin. Semakin rumit proses pembuatan dan motifnya, maka harga batiknya akan semakin mahal! Nah, ternyata batik ini sudah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Benda Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Makanya sejak hari itu, setiap tanggal 2 Oktober di Indonesia ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional! Batik juga banyak jenisnya; Batik Sumatra Batik Jawa Timur Batik Bali Masih banyak lagi contohnya selain diatas. Untuk lebih lengkapnya silahkan cek  wikipedia . M...

Resensi : Honey Si Peri Permen

Halo haloo! Balik lagi sama saya, hehe. Berbeda dengan sebelumnya yang berupa gambar dan puisi, kali ini tim Literasi 68 meminta resensi buku. Dan saya membawa resensi buku fiksi, yeay!! —Gak sih, biasa saja. Oke. Jadi buku ini berjudul ' Honey Si Peri Permen ' edisinya Rainbow Magic : Para Peri Pesta. Ditulis oleh Daisy Meadows dan diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Bukunya tipis kok, cuma 75 halaman. Bercerita tentang dua orang anak perempuan yang bernama Rachel dan Kirsty. Mereka pergi ke toko permen milik Nyonya Twist untuk pergi membeli kembang gula nenek. Tapi saat mereka tiba di sana, mereka melihat Nyonya Twist bersedih. Ternyata, hampir semua permen yang akan dijual hari itu melumer! Oh, tidak! Padahal toko akan dibuka sebentar lagi. Mereka mencari tahu apa yang terjadi dengan permen-permen Nyonya Twist. Lalu, saat melihat jejak kaki kecil di atas permukaan permen cokelat yang melumer— itu pasti ulah goblin ! Di detik berikutnya m...

Halte Sore Itu

Sore, di halte ujung jalan sana Tak disangka kita kembali bersua Tak yakin kau melihatku Tak yakin pula kau masih mengenalku Niat hati menghampiri malah kuurungkan Bersyukur hari itu hujan Dengan jarak sepuluh meter kita terpisah Diriku leluasa melihatmu Hari lain, masih halte yang sama Kau diseberang bersama entitas lain Ingin nian hati menyapa Ujungnya urung kulakukan Pertemuan kedua terasa menyenangkan Tak pernah terlintas dalam angan untuk berjumpa lagi Sore berikutnya, di halte itu pula Tak kusangka malah jadi perjumpaan ketiga dengan tangan saling melambai