Langsung ke konten utama

68 in Kota Tua (+ NOBAR SULTAN AGUNG)

Halo, haloo!

Saya kembali lagi, nih! Setelah sekian lama blog ini terbengkalai, akhirnya saya bisa posting sesuatu lagi, hehe. Psst... sebenarnya itu karena saya malas.

Nah, sebagai pelunasan hutang kemarin-kemarin, kali ini saya mau cerita trip 68 ke Kota Tua! Yeay!

Kalau bisa dibilang sih ini semacam study tour. Jadi tanggal 6 September kemarin, seluruh anak kelas sebelas sekolah saya pergi ke Kota Tua didampingi guru-guru untuk melakukan observasi museum. Pastinya, kalau sudah di sana, ada satu museum yang wajib dikunjungi.

Yap, Fatahillah!

Selain memang karena terkenal banget, Museum Fatahillah juga mengandung nilai sejarah, loh! Ya jelas, kalau enggak, gimana bisa disebut museum?

Dua museum lagi yang kita kunjungi, yaitu Museum Wayang dan Museum Seni Rupa. Karena pada dasarnya saya suka jalan-jalan ke museum begini, jadilah event kali ini jadi favorit saya!

Eits, tapi,

Tugas tetap tidak luput, yaitu nge-vlog!

Haduh, haduh...

Tapi gak perlu khawatir, karena saya sudah menyiapkan videonya. Di video itu, kita perlu jelasin satu benda, nih! Nah, saya menjelaskan tentang Kapal Batavia milik Belanda. Dulunya, kapal itu dipakai Belanda untuk ke Batavia membawa beragam komoditi mereka, tapi sayangnya kapal itu malah karam di lepas pantai barat Australia. Alhasil mereka gak jadi ke Batavia, deh!

Kapal aslinya sekarang ditaruh di museum di Australia, dan yang ada di Museum Fatahillah itu cuma miniatur saja.

Berikut ini adalah vlog saya. Tapi yah, pada dasarnya saya memang gak jago ngomong jadinya vlog cuma diisi lagu tok. Haduh...

Silahkan klik di sini.

Selain vlog masih ada lagi, nih. Kita juga nonton bareng film Sultan Agung, loh!

Menurut saya pribadi, film-nya bagus, menarik, dan penggambarannya semirip mungkin dengan keadaan saat itu. Selain itu, kita juga jadi tahu mengenai perjuangan Indonesia melawan Belanda dulu dan betapa beraninya Sultan Agung dalam mengahadapi musuhnya.

Jaman dulu, bangsa kita memang masih kurang dibandingkan dengan Belanda. Tapi semangat rakyatnya patut ditiru. Mereka rela mengorbankan hidup mereka demi membela rajanya dan bangsanya, bahkan sampai titik darah penghabisan. Kalau sekarang ibaratnya; NKRI harga mati.

Kita juga jadi tahu betapa cerdiknya Belanda dan Sultan Agung. Sultan Agung sendiri ingin mempertahankan daerahnya dari cengkraman Belanda. Ia tidak mau daerahnya dikuasai Belanda dengan seenaknya seperti Banda dan tragedinya.

Walaupun dia sempat dikhianati dan dilarang untuk melakukan rencananya, Sultan Agung tetap berpegang teguh pada pendiriannya. Akhirnya perang terjadi dan banyak memakan korban, baik dari Belanda maupun Mataram sendiri. Tapi mereka bangga, karena mereka sudah menang dari Belanda.

Ya, intinya untuk kalian yang tidak suka sejarah, setelah nonton Sultan Agung saya jamin jadi suka deh. Mari saya sertakan trailer-nya di sini.

Nah, sampai jumpa lain waktu!

Komentar

  1. Bagus, dengan baca blog ini, jadi lebih cinta tanah air👍👍👍👍💓💓💓

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari Batik Nasional!

Hello fellas, I'm back! Kali ini kita akan bahas tentang Hari Batik Nasional! Yap! Tepatnya hari ini, 2 Oktober, adalah Hari Batik Nasional. Tapi, ngomongin soal batik nih, kira-kira masih ada yang belum tau apa itu batik? Wah, bisa gawat kalau kalian gak tau. Batik adalah kain bermotif khas Indonesia, loh. Cara pembuatan batik juga berbeda-beda; ada yang dibuat pakai canting dan malam, ada yang pakai cap dan malam, dan ada juga yang yang langsung dicetak pakai mesin. Semakin rumit proses pembuatan dan motifnya, maka harga batiknya akan semakin mahal! Nah, ternyata batik ini sudah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Benda Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Makanya sejak hari itu, setiap tanggal 2 Oktober di Indonesia ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional! Batik juga banyak jenisnya; Batik Sumatra Batik Jawa Timur Batik Bali Masih banyak lagi contohnya selain diatas. Untuk lebih lengkapnya silahkan cek  wikipedia . M...

Resensi : Honey Si Peri Permen

Halo haloo! Balik lagi sama saya, hehe. Berbeda dengan sebelumnya yang berupa gambar dan puisi, kali ini tim Literasi 68 meminta resensi buku. Dan saya membawa resensi buku fiksi, yeay!! —Gak sih, biasa saja. Oke. Jadi buku ini berjudul ' Honey Si Peri Permen ' edisinya Rainbow Magic : Para Peri Pesta. Ditulis oleh Daisy Meadows dan diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Bukunya tipis kok, cuma 75 halaman. Bercerita tentang dua orang anak perempuan yang bernama Rachel dan Kirsty. Mereka pergi ke toko permen milik Nyonya Twist untuk pergi membeli kembang gula nenek. Tapi saat mereka tiba di sana, mereka melihat Nyonya Twist bersedih. Ternyata, hampir semua permen yang akan dijual hari itu melumer! Oh, tidak! Padahal toko akan dibuka sebentar lagi. Mereka mencari tahu apa yang terjadi dengan permen-permen Nyonya Twist. Lalu, saat melihat jejak kaki kecil di atas permukaan permen cokelat yang melumer— itu pasti ulah goblin ! Di detik berikutnya m...

Halte Sore Itu

Sore, di halte ujung jalan sana Tak disangka kita kembali bersua Tak yakin kau melihatku Tak yakin pula kau masih mengenalku Niat hati menghampiri malah kuurungkan Bersyukur hari itu hujan Dengan jarak sepuluh meter kita terpisah Diriku leluasa melihatmu Hari lain, masih halte yang sama Kau diseberang bersama entitas lain Ingin nian hati menyapa Ujungnya urung kulakukan Pertemuan kedua terasa menyenangkan Tak pernah terlintas dalam angan untuk berjumpa lagi Sore berikutnya, di halte itu pula Tak kusangka malah jadi perjumpaan ketiga dengan tangan saling melambai